Wednesday, December 12, 2018

SIMALAKAMA CAGAR BUDAYA BENGKULU


Cagar budaya merupakan aset sejarah yang tak ternilai harganya, merupakan peninggalan sejarah yang patut dibanggakan. Cagar budaya mampu membawa imajinasi kita menjelajah waktu berabad-abad yang lalu, berimajinasi tentang perjuangan orang-orang sebelum kita, membuat kita semakin mencintai apa yang kita rasa hari ini. Ketika kita berdiri disana akan timbul rasa tanggung jawab untuk melestarikannya.

Bengkulu, merupakan salah satu provinsi bagian barat Indonesia, memiliki banyak sekali cagar budaya yang menyimpan banyak sejarah terutama yang berhubungan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Ir. Soekarno pernah diasingkan di Bengkulu pada tahun 1938-1942. Beliau dulu tinggal di sebuah rumah yang sekarang dikenal dengan RUMAH PENGASINGAN BUNG KARNO, di Bengkulu pula Bung Karno menemukan Ibu Negara pertama Republik Indonesia, Fatmawati, yang sekaligus menjahit bendera merah putih.
Bengkulu juga memiliki Benteng terbesar kedua di Asia Tenggara yaitu BENTENG MARLBOROUGH. Benteng ini didirikan pada zaman penjajahan Inggris pada tahun 1714-1719. Desain bangunannya unik seperti kura-kura jika dilihat dari drone area. Di depan benteng ini juga dibangun tugu Thomas Parr yang merupakan simbol perjuangan masyarakat Bengkulu.
Makam sentot Alibasyah, Masjid Jamik, Tugu Hamilton, Kantor Pos, Makam Inggris, beberapa Bunker Peninggalan penjajah Jepang, merupakan sederet cagar budaya yang ada di Kota Bengkulu yang patut dibanggakan.

Cagar budaya tersebut biasa dimanfaatkan masyarakat untuk belajar sejarah, sekedar berselfie, atau berwisata tapi sayang minat masyarakat sangat kurang terhadap museum dan peninggalan sejarah karena penyajian yang monoton dari pemerintah. Di beberapa cagar budaya jika ingin syuting atau foto prewedding, masyarakat dikenakan biaya yang lumayan. Padahal syuting atau foto prewedding tersebut merupakan salah satu cara mempromosikan cagar budaya yang paling efektif. Masak ada masyarakat yang mau mempromosikan cagar budaya malah dipungut biaya. Adanya tiket masuk merupakan alasan masyarakat malas berkunjung, ya walaupun uang tiket digunakan untuk kepentingan cagar budaya tersebut. Simalakama.

Menurut saya pemerintah hendaknya menyediakan mini bus untuk city tour khusus cagar budaya yang ada di Bengkulu, nah bisa beli 1x tiket disana untuk diajak berkeliling ke cagar-cagar budaya yang ada di Kota Bengkulu. Untuk menarik minat masyarakat pemerintah bisa menggratiskan tiket masuk setiap hari sabtu dan minggu, bisa juga dibangun panggung seni dan kreatif untuk pemuda Bengkulu di area cagar budaya tersebut.
Terlepas dari segala problema yang ada, pemerintah sudah berjuang untuk melestarikan cagar budaya ini, dan kita sebagai masyarakat wajib untuk menjaga dan mempromosikan cagar-cagar budaya ini ya walaupun harus bayar. Simalakama

[ Andre Detrix Pearce ]

#StrategiKebudayaan
#KongresKebudayaanIndonesia
#BPCBJambi
#BentengMarlborough
#RumahPengasinganBungKarno
#MasjidJamikSoekarno
#TuguThomasParr
#BungkerJepangBengkulu
#SetengahAbadBengkuluEmas
#WonderfulBengkulu
#Visit2020
#genpibengkulu

@genpi_bengkulu
@bpcbjambi
@pasarsinggahbungkarno
@blogerrafflesia

No comments:

Post a Comment